Proses Produksi Video
Assalamualaikum temen temen. Kali ini aku mau jelasin tentang caranya Proses Produksi Video.
Tahapan-Tahapan Produksi Video
1. TAHAP PRAPRODUKSI
a. Ide
2. TAHAP PRODUKSI
- Alat pengambil gambar (camera), handphone atau webcam
- Screen video
- Microphone
1) Alat penangkap gambar (camera)
a) Menangkap Gambar Dengan Kamera Handycam
• Cara memegang Kamera Video
Beberapa angle berikut ini mungkin dapat menginspirasi Anda
Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan
Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
Circle / circular track, kamera mengitari obyek
Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
Bird Eye View
Praproduksi merupakan tahapan perencanaan. Secara umum merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi (shooting film atau video). Pada intinya tujuan praproduksi adalah mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya digital video sesuai dengan harapan. Untuk memulai pemrosesan video, dibutuhkan beberapa langkah, sebagai berikut:
a. Ide
Ide/gagasan adalah rancangan yang tersusun di pikiran. Artinya sama dengan cita-cita. Gagasan menyebabkan timbulnya konsep, yang merupakan dasar bagi segala macam pengetahuan, baik sains maupun filsafat. Ide adalah pemikiran atau konsepsi yang berpotensi atau benar–benar ada dalam pikiran sebagai produk dari aktifitas mental. Secara sederhana ide dapat dikatakan sebuah gagasan, sebuah rencana, pendapat, skema atau metode. Maka dari itu, pembuatan presentasi video harus dimulai dengan menciptakan sebuah ide. Karena ide adalah landasan utama dari keseluruhan proses pembuatan video tersebut. Namun perlu diperhatikan juga siapa saja sasaran dari ide tersebut.
b. Sasaran
Tentukan sasaran dari video yang kita buat. Apakah yang ingin menonton video kita adalah kalangan pelajar SMK atau SMA? Anak-anak? Ataukah masyarakat umum?
c. Tujuan
Langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan kita membuat video. Apakah untuk tugas sekolah? Komersil atau diperjualbelikan? Atau untuk sarana belajar?
d. Pokok Materi
Video yang kita buat memiliki pokok materi berupa pesan yang ingin disampaikan. Apakah pesan tentang bahaya merokok? Apakah pesan tentang pentingnya bersungguh-sungguh dalam belajar?
e. Sinopsis
Sinopsis adalah setiap peristiwa atau rekaan yang dikisahkan dalam bentuk cerita yang dapat disimpulkan ke dalam bentuk ringkas yang padat dan jelas. Pada sinopsis terjadi pemendekan cerita tanpa menghilangkan unsur–unsur pentingnya. Untuk itu, diperlukan sebuah sinopsis, agar dalam pembuatan presentasi video kali ini sudah memiliki alur cerita. Sehingga dapat mempermudah dalam proses pembuatan naskah selanjutnya.
f. Naskah
Naskah adalah suatu teks yang berisi aturan, alur cerita di dalam suatu dialog (Penulisan sebuah naskah berdasarkan ketentuan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati). Naskah dalam pembuatan video proses kali ini dibuat agar sang presenter mengerti detail dari presentasi yang akan disampaikan.
g. Storyboard
Storyboard adalah serangkaian sketsa dibuat berbentuk persegi panjang yang menggambarkan suatu urutan (alur cerita) elemen-elemen yang diusulkan untuk menjadi panduan dalam proses perekaman.
h. Pencahayaan Sederhana
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan video adalah pencahayaan. Pada pencahayaan kali ini, dibuat sesederhana mungkin dengan cara selama pembuatan video, subjek harus menghadap sumber cahaya utama. Disarankan dengan membuat sumber cahaya melalui 3 titik. Satu titik di depan subjek, dan dua lainnya berada di samping. Sehingga video yang dibuat dapat menghasilkan kualitas cahaya yang baik.
2. TAHAP PRODUKSI
Produksi dimulai dari merekam video dengan script dan konsep yang sudah dirancang dari awal. Kemudian proses rekaman baik Visual maupun audio dilakukan, dan seluruh elemen bekerjasama dalam proses produksi. Pada proses produksi kita harus menyiapkan:
- Komputer (personal computer)/laptop- Alat pengambil gambar (camera), handphone atau webcam
- Screen video
- Microphone
1) Alat penangkap gambar (camera)
a) Menangkap Gambar Dengan Kamera Handycam
Kamera merupakan salah satu alat penting alam suatu pembuatan film. Fungsi kamera yaitu mengambil atau merekam adegan-adegan yang diarahkan oleh sang sutradara kemudian divisualisasikan oleh pemain-pemain yang melakukan adegan-adegan. Kamera dioperasikan oleh kru film yang biasa disebut kameramen dan dioperasikan sesuai dengan arahan sutradara. Untuk menjadi seorang kameramen harus mengetahui jenis-jenis kamera, mengenal cara-cara atau teknik memegang kamera, teknik pengambilan gambar, unsur-unsur dalam pengambilan gambar, dll.
• Cara memegang Kamera Video
Peganglah kamera dengan mantap. Gunakan satu tangan untuk memegang kamera dan mengoperasikan kontrol zoom, dan tangan yang lain untuk menjaga agar posisi kamera tidak mudah goyah. Dapat digerakkan ke berbagai posisi, tergantung dari sudut pengambilan yang diinginkan. Pada banyak kondisi gunakan selalu tripod untuk menjaga gambar tetap stabil.
• Zoom
Hindarkan penggunaan tehnik zoom untuk merekam pemandangan yang luas tanpa menggunakan tripod. Ini adalah cara agar untuk menghindari terjadinya guncangan pada gambar yang dapat berakibat tidak bergunanya gambar yang terekam.
• Suara
Perlu diperhatikan mengenai suara. Bila kita tidak menggunakan earphone, kamera tetap merekam suara-suara latar yang tidak diperlukan, maka jangan mengeluarkan suara yang tak perlu atau berbicara ketika sedang merekam.
• Peraturan 10 detik
Peraturan penting dalam merekam adalah, rekamlah dalam waktu yang lebih lama dan hindarkan pergerakan-pergerakan kemera yang tidak perlu. Selalu rekam satu adegan sekurangnya dalam 10 detik. Ini akan memudahkan editor film untuk mengambil potongan-potongan gambar yang diperlukan. Ingat untuk tetap menghitung sampai 10 detik, meskipun pada kondisi yang sulit, 10 detik ini terasa lama. Rekam subyek Anda selama 10-20 detik, stop dan ambil gambar yang lain.
• Panning dan Tilting
Panning (mengambil gambar bergerak secara horizontal) dan Tilting (mengambil gambar bergerak secara vertikal) sebaiknya digunakan secukupnya saja bila ingin mendapatkan gambar dasar dengan berpindah posisi gambar, atau bila kita sudah berpengalaman sebagai operator film. Bila kita memutuskan untuk melakukan panning, gerakkanlah kamera sehalus yang kita bisa dan jangan mendadak. Ingat selalu aturan 10 detik untuk setiap gambar diam/statis pada awal dan juga pada akhir pengambilan gambar panning. Selalu lebih baik mengambil banyak gambar statis, dan ingat juga bahwa nantinya gambar yang kita ambil akan diedit kembali oleh editor. Penggunaan panning sebaiknya jangan terlalu lama (antara 3 sampai 5 detik).
• Fokus, Exposure and keseimbangan warna (White Balance)
Periksa selalu fokus dan exposure. Bila menggunakan zoom jauh dan dekat fokuskan selalu pada jarak ideal ke objek yang kita inginkan untuk direkam dan ketika kita melakukan zoom jauh semuanya terlihat fokus - bila kita melakukan zoom pada objek terdekat terlebih dahulu lalu kita zoom pada objek lain di kejauhan (contohnya hewan di kejauhan) maka akan membuat gambar sama sekali tidak fokus. Adanya perbedaan antara objek yang samar dan objek utama yang jelas adalah sangat penting. Bahkan objek yang hanya sedikit tidak fokus akan membuat film menjadi tidak berguna. Periksa selalu exposure dan cobalah merekam pada objek yang sama dengan cara manual dan otomatis untuk memastikan kita mendapatkan gambar terbaik yang kita inginkan. Bila kita sudah memiliki banyak pengalaman, hal ini menjadi tidak perlu lagi untuk dilakukan .
• Tanggal dan Waktu
Jangan pernah memasang tanda tanggal dan waktu pada layar film yang terekam, ini akan membuat film sama sekali tidak dapat digunakan. Penulisan tanggal dan waktu pada layar film tidak membuktikan bahwa film ini diambil pada saat yang tertulis dilayar, karena bisa saja yang tertulis tanggal 5 November 1950 tidak menjamin pengambilan film tersebut pada tahun 1950, bisa saja setiap orang merubah tanggal dan waktu tersebut. Namun, sebaiknya kita selalu merekam suara kita pada awal pengambilan gambar yang menjelaskan kapan gambar tersebut direkam, lokasi dan negara dimana kita merekam gambar- cara inilah yang dapat merekam secara permanen informasi waktu dan tempat pengambilan film. Hal ini sangatlah penting dan seringkali terlupa, dan bila kita lupa apa dan dimana persisnya sebuah gambar diambil, celakalah kita. Bila kita memiliki GPS untuk menunjukkan lokasi kita berada, selalu rekam dengan film pembacaannya dan juga rekam latar belakangnya. Tidak seperti tanda tanggal dan waktu, hal ini dapat memberikan bukti.
• Gambar pengisi (Cutaways)
Bila kita merekam sebuah obyek, kegiatan ataupun wawancara kita perlu selalu mengambil gambar yang lain. Sebagai contoh, bila kita merekam sebuah wawancara kita perlu untuk merekam juga kantor orang yang kita wawancarai atau sesuatu yang lain untuk memberikan penjelasan tambahan bagi film wawancara kita. Kita lihat contoh lain, bila kita membuat film tentang orang utan, jangan lupa untuk merekam hutan dimana mereka tinggal dan kebakaran hutan yang merusakan habitatnya. Ini akan membuat sebuah film lebih informatif.
Beberapa angle berikut ini mungkin dapat menginspirasi Anda
Dutch angle, pengambilan gambar miring. Biasanya digunakan untuk menggambarkan ketidakstabilan emosi.
Worm angle / mata cacing, kamera persis diletakkan di atas tanah Crazy angle, kamera bergerak tidak beraturan
Change focus, mengubah fokus dari satu obyek ke obyek lain dalam satu frame.
Circle / circular track, kamera mengitari obyek
Side shot, kamera merekam dari samping dan mengikuti obyek yang berjalan.
Extreme top shot, kamera mengambil tepat diatas obyek (900).
High angle, pengambilan gambar dari atas obyek.
Eye level, pengambailan gambar sejajar dengan mata.
Low angle, pengambilan gambar dari bawah obyek.
Pengambilan gambar terhadap suatu objek dapat dilakukan dengan lima cara:
Bird Eye View
Teknik pengambilan gambar yang dilakukan dengan ketinggian kamera berada di atas ketinggian objek. Hasilnya akan terlihat lingkungan yang luas dan benda-benda lain tampak kecil dan berserakan.
High Angle
Sudut pengambilan dari atas objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat kecil. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai “kerdil”.
Low Angle
Sudut pengambilan dari arah bawah objek sehingga mengesankan objek jadi terlihat besar. Teknik ini memiliki kesan dramatis yaitu nilai agung/ prominance, berwibawa, kuat, dominan.
Eye Level
Sudut pengambilan gambar sejajar dengan objek. Hasilnya memperlihatkan tangkapan pandangan mata seseorang. Teknik ini tidak memiliki kesan dramatis melainkan kesan wajar.
Frog Eye
Sudut pengambilan gambar dengan ketinggian kamera sejajar dengan alas/dasar kedudukan objek atau lebih rendah. Hasilnya akan tampak seolah-olah mata penonton mewakili mata katak.
Ukuran gambar biasanya dikaitkan dengan tujuan pengambilan gambar, tingkat emosi, situasi dan kodisi objek. Terdapat bermacam-macam istilah antara lain:
Extreme Close Up (ECU/XCU) : pengambilan gambar yang terlihat sangat detail seperti hidung pemain atau bibir atau ujung tumit dari sepatu.
Big Close Up (BCU) : pengambilan gambar dari sebatas kepala hingga dagu.
Close Up (CU) : gambar diambil dari jarak dekat, hanya sebagian dari objek yang terlihat seperti hanya mukanya saja atau sepasang kaki yang bersepatu baru
Medium Close Up (MCU) : hampir sama dengan MS, jika objeknya orang dan diambil dari dada keatas.
Medium Shot (MS) : pengambilan dari jarak sedang, jika objeknya orang maka yang terlihat hanya separuh badannya saja (dari perut/pinggang keatas).
Knee Shot (KS) : pengambilan gambar objek dari kepala hingga lutut.
Full Shot (FS) : pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala sampai kaki.
Long Shot (LS) : pengambilan secara keseluruhan. Gambar diambil dari jarak jauh, seluruh objek terkena hingga latar belakang objek.
Medium Long Shot (MLS) : gambar diambil dari jarak yang wajar, sehingga jika misalnya terdapat 3 objek maka seluruhnya akan terlihat. Bila objeknya satu orang maka tampak dari kepala sampai lutut.
Extreme Long Shot (XLS) : gambar diambil dari jarak sangat jauh, yang ditonjolkan bukan objek lagi tetapi latar belakangnya. Dengan demikian dapat diketahui posisi objek tersebut terhadap lingkungannya.
One Shot (1S) : Pengambilan gambar satu objek.
Two Shot (2S) : pengambilan gambar dua orang.
Three Shot (3S) : pengambilan gambar tiga orang.
Group Shot (GS): pengambilan gambar sekelompok orang.
Gerakan kamera akan menghasilkan gambar yang berbeda. Oleh karenanya maka dibedakan dengan istilah-istilah sebagai berikut:
Zoom In/ Zoom Out : kamera bergerak menjauh dan mendekati objek dengan menggunakan tombol zooming yang ada di kamera.
Panning : gerakan kamera menoleh ke kiri dan ke kanan dari atas tripod.
Tilting : gerakan kamera ke atas dan ke bawah. Tilt Up jika kamera mendongak dan tilt down jika kamera mengangguk.
Dolly : kedudukan kamera di tripod dan di atas landasan rodanya. Dolly In jika bergerak maju dan Dolly Out jika bergerak menjauh.
Follow : gerakan kamera mengikuti objek yang bergerak.
Crane shot : gerakan kamera yang dipasang di atas roda crane.
Fading : pergantian gambar secara perlahan. Fade in jika gambar muncul dan fade outjika gambar menghilang serta cross fade jika gambar 1 dan 2 saling menggantikan secara bersamaan.
Framing : objek berada dalam framing Shot. Frame In jika memasuki bingkai dan frameout jika keluar bingkai.
Teknik pengambilan gambar tanpa menggerakkan kamera, jadi cukup objek yang bergerak.
Objek bergerak sejajar dengan kamera.
Walk In : Objek bergerak mendekati kamera.
Walk Away : Objek bergerak menjauhi kamera.
Teknik ini dikatakan lain karena tidak hanya mengandalkan sudut pengambilan, ukuran gambar, gerakan kamera dan objek tetapi juga unsur-unsur lain seperti cahaya, properti dan lingkungan. Rata-rata pengambilan gambar dengan menggunakan teknik-teknik ini menghasilkan kesan lebih dramatik.
Backlight Shot : teknik pengambilan gambar terhadap objek dengan pencahayaan dari belakang.
Reflection Shot : teknik pengambilan yang tidak diarahkan langsung ke objeknya tetapi dari cermin/air yang dapat memantulkan bayangan objek.
Door Frame Shot : gambar diambil dari luar pintu sedangkan adegan ada di dalam ruangan.
Artificial Framing Shot : benda misalnya daun atau ranting diletakkan di depan kamera sehingga seolah-olah objek diambil dari balik ranting tersebut.
Jaws Shot : kamera menyorot objek yang seolah-olah kaget melihat kamera.
Framing with Background : objek tetap fokus di depan namun latar belakang dimunculkan sehingga ada kesan indah.
The Secret of Foreground Framing Shot : pengambilan objek yang berada di depan sampai latar belakang sehingga menjadi perpaduan adegan.
Tripod Transition : posisi kamera berada diatas tripod dan beralih dari objek satu ke objek lain secara cepat.
Artificial Hairlight : rambut objek diberi efek cahaya buatan sehingga bersinar dan lebih dramatik.
Fast Road Effect : teknik yang diambil dari dalam mobil yang sedang melaju kencang.
Walking Shot : teknik ini mengambil gambar pada objek yang sedang berjalan. Biasanya digunakan untuk menunjukkan orang yang sedang berjalan terburu-buru atau dikejar sesuatu.
Over Shoulder : pengambilan gambar dari belakang objek, biasanya objek tersebut hanya terlihat kepala atau bahunya saja. Pengambilan ini untuk memperlihatkan bahwa objek sedang melihat sesuatu atau bisa juga objek sedang bercakap-cakap.
Profil Shot : jika dua orang sedang berdialog, tetapi pengambilan gambarnya dari samping, kamera satu memperlihatkan orang pertama dan kamera dua memperlihatkan orang kedua.
b) Menangkap gambar dengan Handphone
Mengabadikan gambar saat ini semakin mudah, apalagi dengan banyaknya ponsel yang dilengkapi fasilitas video. Untuk mendapatkan kualitas gambar yang baik bisa dengan mengikuti kursus/belajar video. Namun kalaupun tidak belajar video tidak masalah, berikut tips singkat yang bisa dicoba:
Lebih dekat ke obyek
Ponsel kamera yang beredar kebanyakan tidak dibekali dengan lensa zoom yang maksimal, jadi pastikan Anda mendekati obyek yang akan dibidik.
Hati-hati dengan cahaya
Cobalah untuk mengambil gambar dalam kondisi penerangan yang cukup. Saat merekam di bawah terpaan sinar matahari, obyek jangan membelakangi datangnya cahaya, karena obyek akan menjadi gelap.
Steady
Jaga keseimbangan. Usahakan tangan Anda jangan sampai bergoyang saat merekam. Ini untuk menjaga agar video Anda enak dilihat.
Hindari penggunaan digital zoom
Dekatkan diri ke obyek dengan cara menggeser posisi Anda, bukan dengan digital zoom. Penggunaan digital zoom bisa membuat kualitas gambar berkurang.
Hindari Panning.
Kecuali bila itu diperlukan untuk memperlihatkan situasi/ kondisi di sekitar. Misal kepanikan warga, kebakaran, dll.
3. TAHAP PASCAPRODUKSI
Pada tahap pasca produksi semua bahan mentah produksi dikumpulkan untuk diolah. Analoginya, ialah seorang koki yang membawa semua bahan masakan dan bumbu ke dapur, untuk diolah sesuai resep yang telah ada. Berikut ini merupakan beberapa fungsi dalam tahapan editing video.
a. Fungsi Editing Video
Editing video merupakan proses menggerakan dan menata video shoot atau hasil rekaman gambar menjadi suatu rekaman gambar yang baru dan enak untuk dilihat. Secara umum pekerjaan editing adalah berkaitan dengan proses pasca produksi, seperti, colour correction, sound mixing, dan capture video.
Berikut akan dicontohkan pengeditan menggunakan Windows Movie Maker.
a) Windows Movie Maker
Windows Live Movie Maker adalah Perangkat lunak yang merupakan bagian dari Windows Live Essentials. Fungsi utama program ini adalah untuk melakukan olah Digital terhadap cuplikan-cuplikan gambar bergerak (film), misalnya untuk menambahkan efek visual, ataupun sebuah redaksi singkat yang berhubungan dengan film yang sedang disunting. Program kecil ini hanya memiliki berbagai fitur dasar penyuntingan video yang sangat sederhana, namun sudah mencukupi bagi para pengguna pemula. Program ini merupakan program yang secara otomatis sudah terinstal pada windows xp dan vista. Sedangkan untuk windows 7 dan 8 pengguna perlu melakukan instalasi windows essentials terlebih dahulu.
Memulai Windows Movie Maker
Untuk memulai menggunakan aplikasi, klik windows movie maker ikon di desktop
Memulai dan menyimpan sebuah proyek
Yang terpenting sebelum berkerja dengan video anda harus menyimpan projectnya terlebih dahulu isikan nama file name lalu tekan tombol save
Menambahkan/ Importing Digital Movies and Photos
pilih tab beranda dan klik tombol tambahkan video dan foto cari video atau foto yang telah tersimpan di hardisk lalu pilih dan tekan tombol open
Editing Dasar
Memecah video/ splitting
Drag garis hitam dimanapun kamu inginkan untuk memecah video pergi ke tab edit lalu klik tombol pecah
Menambahkan transisi video
Pilih tab animation, lalu arahkan kursor mouse pada salah satu transisi untuk melihatnya efeknya pada videomu. sebelumnya pilih dulu potongan video yang akan di beri transisi dan selanjutnya baru klik transisi untuk apply
Menambahkan keterangan/caption pada video
klik potongan video yang akan kamu beri keterangan lalu klik tab beranda dan klik tombol keterangan. Teks keterangan akan muncul pada bagian bawah videomu, klik dalam kotak tulisan dan masukan keterangan video yang kamu inginkan
Menambahkan Judul dan daftar nama/credit tittle
Klik tab Beranda, Lalu klik tombol Judul atau Daftar nama. Muncul Layar hitam dengan kotak teks, kemudian klik dalam kotak tersebut dan tuliskan Judul video
Menambahkan Suara
Klik tab Beranda, Lalu klik tombol Tambah musik. cari Audio atau musik yang telah tersimpan di hardisk lalu pilih dan tekan tombol open. Setelah Audio/musik di open, Kita dapat mengatur volume musik dengan memilih tab Opsi lalu klik tombol volume musik.
Publikasikan Video/ Eksporting
Klik Tab Beranda, dan kemudian klik Save film. Kemudian pilih Setelan yang dianjurkan untuk komputer, ketikkan file name dengan nama yang diinginkan dan kemudian klik Save.
b. Fungsi Sound
Fungsi sound meliputi sejumlah keperluan seperti, pembuatan musik ilustrasi, pembuatan sound efek, dan sound recording (untuk keperluan dubbing narasi).
c. Fungsi Image Editing
Merupakan penunjang elemen grafis untuk keperluan editing video yang dipergunakan dalam pembuatan judul dan ilustrasi.
d. Fungsi Animasi dan Visual Effect
Merupakan bagian video yang berupa animasi atau visual Effect merupakan klip video berdurasi tertentu yang ditambahkan pada proyek video editing.
e. Fungsi Distribusi
Produk video yang telah dibuat mungkin selanjutnya akan didistribusikan kepada pemirsa yang merupakan target komunikasi dari produk video tersebut. Setelah proses editing video menghasilkan format file tertentu, file ini kemudian dapat diproses lanjut dalam usaha pembuatan vcd/dvd agar kelak dapat digandakan atau didistribusikan secara massal.
Semoga Bermanfaat Yaaaa
Wassalamu'alaikum wr. Wb.
Komentar
Posting Komentar